Belakangan ini, marak diperbincangkan kasus pelecehan seksual yang
terjadi di TK Jakarta International School (JIC). Pelaku diduga mengidap
semacam gangguan kejiwaan khusus yang cenderung menyukai anak-anak atau
biasa disebut pedofilia. Sebenarnya, apakah rasa sayang terhadap
anak-anak berpotensi menjadi pedofil?
Menurut pakar seksolog dr.
Oka Negara, pedofilia berasal dari kata “pedo” yang artinya anak dan
“filia” yang berarti cinta atau rasa sayang. Jika ditelusuri, makna
pedofilia berarti ketertarikan orang dewasa atau yang dianggap sudah
cukup umur untuk beraktivitas seksual dengan anak-anak usia di bawah 12
tahun. Jadi, bukan sekadar sayang, melainkan ada motif seksual di
baliknya.
Motif tersebut, kata dia, bisa berasal dari krisis
identitas yang dipicu oleh lingkungan, peristiwa psikologis yang
dialami, atau cara seseorang memandang dirinya sendiri. "Jika
pembentukan identitas dilalui dengan masa lalu yang traumatik atau
lingkungan mendorongnya lebih memilih melakukan aktivitas seksual dengan
anak-anak, itulah menjadi penyebabnya," ujar dokter Oka saat
diwawancarai Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia.
Jika
ditelaah kembali, sambung dia, pembentukan identitas diri yang gagal
tersebut bisa disebabkan oleh beberapa hal. Yakni, trauma psikis masa
kecil karena di masa kanak-kanak pernah menjadi korban pedofilia atau
pernah melihat kejadian pedofilia di depan mata. Pengalaman tersebut,
akhirnya menempatkan kejadian itu sebagai sebuah standar perilaku
seksual untuk dirinya sendiri.
Penyebab lain, kata Oka, adalah
inferioritas atau rasa rendah diri. Karena merasa tidak punya kelebihan
dan merasa gagal dalam relasi sosial antarsebaya, sehingga dengan
menguasai anak kecil secara seksual, dia akan merasa memiliki power
sebagai orang yang punya harga diri.
"Anti-sosial atau kurangnya
sosialisasi saat berada di kalangan sebayanya, sering membuatnya lebih
nyaman dengan anak-anak," papar dokter yang pernah menjabat sebagai
Sekretaris II Pengurus Pusat Asosiasi Seksologi Indonesia itu.
Terkait
dengan kebiasaan pedofil menjadikan anak sebagai sasaran, Oka
menuturkan, hal itu bisa dijelaskan lewat konsep "dominasi". Karena
seseorang merasa tidak nyaman atau tidak mendapatkan pengakuan serta
kekuasaan secara seksual dari teman sebayanya, dia memilih anak-anak
untuk dikuasai atau didominasi. Kualitas hidupnya merasa meningkat.
Bagaimana mengenali jika pedofil?
Biasanya,
Oka melanjutkan, ia mengalami kesulitan bergaul dengan lepas, termasuk
dalam konteks candaan seksual secara verbal dengan teman sebaya. Orang
tersebut, cenderung menghindari pembicaraan seksual dengan sebaya. "Atau
malah menarik diri dari lingkungan pergaulan sebaya," ujarnya.
Tak
hanya itu, menurut dia, biasanya seorang pedofil terlihat lebih apatis
dan lebih senang mengikuti acara atau sesi dengan anak-anak. Jika
ditelusuri arsip personalnya, kadang bisa dijumpai dokumentasi berupa
file foto atau tulisan tentang anak-anak. Utamanya, berkaitan dengan
pornografi anak.
"Beberapa realitas itu bisa dijadikan dugaan adanya kemungkinan pedofilia," paparnya.
Pedofilia
yang banyak mengemuka di media dan publik, Oka mengungkapkan, merupakan
pedofilia yang sudah melakukan aksi. Dalam kenyataan lain, banyak juga
pedofilia yang tanpa aksi dan cenderung hanya berfantasi atau melakukan
aktivitas seksual sendiri, misalnya masturbasi,
Untuk
mengembalikan orientasi seksual agar kembali menyukai orang dewasa
sebaya, sambung dia, bukan hal mudah. Perlu adanya pendekatan khusus
untuk menelusuri masa lalu dan trauma psikis penderita pedofilia. Dalam
posisi ini, peran psikolog atau psikiater merupakan kunci utama.
"Walau
kemungkinan cukup berat untuk dinormalkan berdasarkan persepsi umum,
paling tidak target terapi adalah agar yang bersangkutan tidak melakukan
aksi atau agresi seksual ke anak-anak," tukasnya.
Sumber: https://id.she.yahoo.com/apakah-anda-pedofil-054659677.html
Apakah Anda Pedofil?
by Mimin Opers , at Monday, May 12, 2014
Apakah Anda Pedofil? - written by Mimin Opers , published at Monday, May 12, 2014, categorized as Ilmu Pengetahuan , Informasi , Internet , Katanya , Tips dan Trik
Comment disabled